DETEKSI DINI CENDAWAN TERBAWA BENIH KAPAS IMPOR DI SULAWESI SELATAN

Authors

  • Rahmat Jahuddin Jahuddin Universitas Islam Makassar
  • Hasmiah Hamid Balai Besar Karantina Pertanian Makassar
  • Hasnah Abubakar Balai Besar Karantina Pertanian Makassar

DOI:

https://doi.org/10.59638/jai.v2i01.43

Abstract

Kapas merupakan salah satu komoditas andalan di Sulawesi Selatan yang pengembangannya mendapat perhatian khusus oleh karena produktivitasnya dari tahun ke tahun semakin menurun. Penurunan produktivitas komoditas tersebut dipengaruhi berbagai fartor antara lain adanya serangan hama dan penyakit dan ketersediaan benih bermutu.  Kusususnya untuk memenuhi kebutuhan benih bermutu, pemerintah telah melakukan berbagai upaya termasuk melalukan impor benih.  Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis cendawan yang terbawa benih kapas impor di Sulawesi Selatan.   Metode pemeriksaan yang digunakan adalah metode pencucian (washing) dan metode blotter test dan kertas saring, yaitu masing-masing sebanyak 150 butir diambil secara acak dari sampel benih yang tersedia. Pengamatan di bawah mikroskop compound dan diamati propagul-propagul cendawan yang tampak dan selanjutnya diidentifikasi.  Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah tidak ditemukannya cendawan dari suspensi benih dengan cara metode washing, sedang dengan metode blotter test ditemukan cendawan dengan persentase serangan masing-masing yaitu Aspergillus niger (26,66 %) dan Aspergillus flavus (12 %) pada benih yang dicuci, dan pada benih tanpa pencucian ditemukan Aspergillus niger (2,66 %) dan Aspergillus flavus (1,33 %).  Kedua jenis cendawan patogen yang ditemukan adalah patogen  terbawa oleh benih kapas, akan tetapi keduanya merupakan cendawan patogen yang bersifat kosmopolit.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Setiaji, H. 2021. Indonesia Kecanduan Impor Kapas Harga Baju Makin Mahal. https://www.cnbcindonesia.com/news. Diakses 28 Desember 2022

Barnett, H.L. and B.B. Hunter. 1972. Illustrated Genera of Imperfect Fungi. Publishing Company, Minnerota.

Badan Karantina Pertanian. 2009 . Surat Keputusan Badan Karantina Pertanian Nomor :28/Kpts/HK.060/1/2009 tentang Jenis-jenis Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) Golongan I dan Golongan II, Tanaman Inang, Media Perbawa dan Daerah Sebarnya ( Katagori A1), Jakarta

Budiman, E. Saptorini, U. Hidayatul, dan A. Kuswalandani. 2007. Pedoman Diagnosis Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina Golongan Cendawan. Departemen Pertanian, Badan Karantina Pertanian, Pusat Karantina Pertanian Jakarta.

CABI International. 2005. Crops Protection Compendium 2004 Edition, Wallington Oxon ox.108 Df.Ut.

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2021. Produksi Kapas Menurut Provinsi di Indonesia.

Gautama, A.K., S. Sharma, S. Avasthi and R. Bhadauria. 2011. Diversity, Pathogeniscity and Toxicology of A. niger: An Important Spoilage Fungi. Research Journal of Microbiology 6 (3): 270-280, ISSN 1816-4935. http://dx.doi.org/10.5772/53344, diakses pada tanggal 25 Desember 2022.

Halisky, P. M., W. C. Schnathorst, and D. C. Erwin. 1961. Distribution and Control of Cotton Boll Rots in California Cotton Growing Areas. California Agriculture. https://ucanr.edu/repositoryfiles/ca1509p6-64915. Diakses pada tanggal 25 Desember 2022.

Kementerian Pertanian RI. 2020. Permentan No. 25 Tahun 2020 tentang Jenis Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina

Suwanda. 2002. Manual Laboratorium Pedoman Kerja Petugas Karantina Tumbuhan Departemen Pertanian, Badan Karantina Pertanian. Jakarta

Zancan, W. L. A., Luiz Gonzaga Chitarra and Gilma Silva Chitarra. 2013. Cotton in Brazil: Importance and Chemical Control of Bolls Rot. Intech, Oven Science. http://dx.doi.org/10.5772/53344. Diakses pada tanggal 25 Desember

Downloads

Published

31-01-2023

How to Cite

Jahuddin, R. J., Hamid, H., & Abubakar, H. (2023). DETEKSI DINI CENDAWAN TERBAWA BENIH KAPAS IMPOR DI SULAWESI SELATAN. Journal Agroecotech Indonesia (JAI), 2(01), 86–92. https://doi.org/10.59638/jai.v2i01.43

Issue

Section

Articles